|
Koromiko Lodge |
Te Anau adalah kota kecil di tepi danau di
Pulau Selatan Selandia Baru,
170 km sebelah barat daya Queenstown. Kota ini biasa dijadikan persinggahan para pejalan yang akan mengunjungi Milford Sound atau Doubtful Sound.
Sebenarnya Milford Sound bisa dicapai dengan perjalanan tanpa menginap (
day trip) dari Queenstown menggunakan
bis turis. Namun saya tidak yakin The Precils sanggup bertahan dalam perjalanan bolak-balik selama 13 jam menggunakan bis. Karena itu singgah di Te Anau merupakan pilihan terbaik. Saya memutuskan menginap di
Holiday Park setelah gagal mencari motel di bawah NZD 150 per malam. Budget saya untuk Te Anau memang saya pasang di bawah $150 karena kami sudah lumayan
bermewah-mewah di Queenstown. Ini adalah pertama kali kami menginap di
lodge, salah satu jenis penginapan di Holiday Park. Tak disangka, The Precils senang sekali menginap di sini karena ada fasilitas taman bermain. Saya juga puas dengan fasilitas mesin barbekyu gratis dan tarif internet wifi yang lumayan murah, ‘hanya’ $10 untuk 24 jam 🙂
Perjalanan Queenstown – Te Anau
Dari Queenstown, Te Anau bisa ditempuh selama 2 jam dengan mobil. Dari kota Queenstown kami menyusuri tepi danau Wakatipu sampai di Kingston, kemudian melewati kota-kota kecil: Athol dan Mossburn. Navigasi untuk rute ini mudah sekali karena ada papan penunjuk jalan di setiap tikungan. Tinggal ikuti rambu menuju Te Anau, dijamin tidak akan tersesat meski tidak membawa GPS. Jalan yang dilalui sudah teraspal semua dan selalu mulus. Sepanjang perjalanan kami menemui banyak pemandangan menarik yang tidak biasa atau belum pernah kami lihat sebelumnya. Dari Queenstown sampai Kingston, mata dimanjakan oleh keindahan danau Wakatipu, dari sisi yang lain dari perjalanan kami ke Glenorchy. Beberapa kali kami menepikan mobil di pinggir jalan untuk mengabadikan panorama indah ini. Dari Kingston, kami melewati beberapa peternakan, baik domba, sapi maupun kuda. Melihat ratusan domba yang asyik merumput di bukit hijau atau kawanan sapi yang leyeh-leyeh di antara gerumbul semak berbunga kuning membuat mata saya takjub. Lebih takjub lagi ketika melihat kawanan sapi yang muncul dari balik padang rumput setinggi tubuh mereka. Pantas saja sapi di sini gemuk-gemuk ya 🙂
Fasilitas di Holiday Park
Holiday Park adalah taman yang menyediakan tempat menginap dan fasilitas yang bisa digunakan bersama. Menginap di Holiday Park menjadi alternatif penginapan murah di Australia dan New Zealand untuk pejalan yang ber-
budget tipis. Di Holiday Park sendiri ada berbagai jenis akomodasi, mulai dari sekedar tempat untuk mendirikan tenda, tempat memarkir caravan/campervan/motorhome, kabin sederhana tanpa kamar mandi, kabin dengan kamar mandi dan juga akomodasi seperti motel atau flat turis. Beberapa Holiday Park menyediakan
bunk bed seperti hostel, yang lazim untuk
backpacker. Pilihan kami adalah
lodge, dengan dua kamar yang dihubungkan oleh kamar mandi di tengah-tengahnya. Tarif
lodge semalam untuk 2 dewasa dan 2 anak adalah NZD 135. Lodge ini saya pesan langsung dari
websitenya, sebelum kami memulai
road trip ke Pulau Selatan New Zealand.
Sesuai namanya, Te Anau Lakeview Holiday Park terletak di tepi danau Te Anau. Dari teras depan kamar, kami bisa memandang tepian danau, meskipun terhalang oleh jalan. Kamar pertama berisi satu double bed dan kamar kedua berisi dua single bed untuk The Precils. Masing-masing kamar dilengkapi dengan TV, kulkas mini, ketel air panas, pemanggang roti, dan peralatan makan seperti piring, gelas, sendok, garpu, pisau dan serbet. Selain menyediakan kopi, teh dan gula, kami juga mendapatkan bumbu garam dan lada hitam (yang berguna untuk barbekyu). The Precils senang sekali mendapatkan kulkas mini sendiri. Tanpa disuruh, mereka dengan sukarela menata makanan di kulkas tersebut.
Bangunan lodge kami sepertinya sudah tua, tampak dari kamar mandinya yang seperti kamar mandi tahun 60-an. Ketika lampu kamar mandi dinyalakan, secara otomatis kipas angin yang mengeluarkan suara bising juga ikut nyala. Little A sampai takut dan malas mandi di lodge ini :p Untungnya ranjang dan interior lainnya sudah mendapat sentuhan renovasi.
|
Kamar The Precils |
|
Little A suka mini kulkas ‘pribadi’ nya |
Te Anau, danau yang namanya sama dengan nama kotanya, adalah danau terbesar kedua di New Zealand setelah danau Taupo di Pulau Utara. Sayang sekali, kami tidak sempat jalan-jalan sama sekali di tepi danau atau pun pusat kota Te Anau, bahkan sekedar untuk berbelanja. Menginap dua malam di Holiday Park ini benar-benar kami gunakan untuk beristirahat dan mengumpulkan tenaga sebelum dan sesudah mengunjungi Milford Sound.
Ketika sampai di
Koromiko Lodge sekitar jam 3 sore, kami langsung beres-beres dan istirahat sebentar. Sejam kemudian, the precils minta ditemani ke taman bermain. Saya sekalian menyiapkan makan malam. Karena
lodge kami tidak dilengkapi dengan fasilitas dapur, saya menggunakan fasilitas barbekyu listrik yang letaknya kebetulan dekat dengan taman bermain. Mesin barbekyu ini mudah sekali digunakan, tinggal memencet tombol dan mesin akan menyala selama lampu hijau menyala. Di samping mesin barbekyu ada meja kursi untuk makan dan bak cuci piring untuk beres-beres. Bahan makanan untuk barbekyu sudah kami beli semua di
Queenstown. Capek bermain, the precils makan dengan lahap menu sederhana kami: daging barbekyu, nasi dan lalapan (
salad).
Pagi harinya kami melakukan
day trip ke Milford Sound, sekitar 2 jam dari Te Anau dengan mobil. Pulang dari Milford Sound, sekitar jam 4 sore, saya lumayan capek, tapi The Precils tetap ingin main-main di
playground. Mereka berkenalan dengan dua precils dari Amerika yang diajak ortunya berkeliling New Zealand, menginap di tempat ini dengan berkemah. Pikir saya, hebat bener precil-precil ini, masih balita sudah diajak
camping keliling dunia 😀
Little A cepat akrab dengan Bella yang seusia dengannya, 3 tahun. Sementara Kakak Bella, laki-laki usianya sekitar 5 tahun. Saya mengamati, Precils Amerika ini memang pemberani dari ‘atraksi’ mereka di
playground.
Menu makan malam hari kedua di Te Anau kembali dari mesin barbekyu, kali ini sate ayam, nasi dan lalapan. Saya membeli daging ayam yang sudah dibumbui dan ditusuk dengan bambu, di sini istilahnya chicken kebab. Daging berbumbu seperti ini praktis karena tinggal dibakar atau dipanggang di atas mesin barbekyu, dengan menambahkan sedikit mentega atau minyak zaitun. Kalau ingin membeli daging ayam yang bersertifikat halal di New Zealand, carilah merek Brink’s. Dengan perut kenyang, kami bisa tidur nyenyak memulihkan tenaga untuk melanjutkan perjalanan ke Wanaka.
|
Kayaknya asyik juga bersepeda keliling danau |
|
Big A di taman bermain. Di belakangnya adalah kabin-kabin sederhana. |
|
Menu andalan: barbekyu, nasi plus lalapan |
~ The Emak
Post Views: 222
Komentar