Kantor Google, pemiliknya dijuluki manusia Rp 1.400 triliun |
Thehok.id – Begitu besarnya perusahaan Google, membuat pemiliknya dijuluki manusia Rp 1.400 triliun. Ini terjadi, lantaran perusahaan tersebut memiliki asset yang luar biasa besarnya. Karena kekayaannya tersebut, pemilik google, Larry Page dan Sergey Brin masuk dalam deretan orang paling kaya di dunia.
Di balik kisah perusahaan yang memiliki asset milliaran dollar itu, ternyata semuanya dimulai dari sangat sederhana sekali. Bahkan google pernah berkantor di garasi.
Banyak kisah yang sebenarnya jarang diceritakan soal berdirinya perusahaan yang digawangi Larry Page dan Sergey Brin itu. Larry Page dan Sergey Brin terus saja menanjak kekayaannya. Bahkan dalam daftar terbaru Bloomberg Billionaires Index, kekayaan mereka telah tembus USD 100 miliar atau lebih dari Rp 1.452 triliun. Hanya delapan orang di dunia ini yang punya kekayaan di atas USD 100 miliar.
Baca juga : Nasib Truk Batu Bara di Jambi Dibahas
Status co-founder itu biasanya terlupakan oleh sejarah. Sebut saja Facebook, orang pasti jauh lebih mengenal Mark Zuckerberg ketimbang beberapa pendiri lainnya. Tapi lain ceritanya dengan Sergey Brin.
Page dan Brin bertemu kala sama-sama kuliah di Stanford University. Brin karakternya terbuka dan bersemangat. Sehingga bagi Google, Brin menjadi pelengkap Page yang lebih introvert. Brin-lah yang menjalin relasi antara Google dengan perusahaan lain.
Seperti disebut di atas, Google memang ide awalnya berasal dari Page yang dibantu kemudian oleh Brin. Mereka berhasil memperoleh pendanaan senilai USD 1 juta dari dari teman dan keluarga yang percaya bahwa Google akan sukses. Google pun didirikan, kantor awalnya di sebuah garasi.
Baca juga : Daftar Kelurahan – Kecamatan Merangin (Bangko) Jambi
Februari 1999, startup itu tumbuh pesat. Page pun memindahkan kantornya dari garasi di sebuah kantor baru di Palo Alto, California. Tujuh bulan kemudian, mereka pindah kantor lagi ke Mountain View seiring pertumbuhan bisnis Google.
Pada paruh pertama 1999, popularitas Google melesat. Situasi ini membuat Google membutuhkan pendanaan baru untuk berinvestasi di server maupun sumber daya manusia. Meskipun pada saat itu, Google belum menghasilkan uang.
Page dan Brin pun mulai mencari investor baru. Namun Page punya persyaratan, dia dan Brin akan mempertahankan sebagian besar voting stock serta tetap mengontrol penuh Google. Investor setuju, tapi mereka juga punya persyaratan, Page harus turun dari posisi CEO. Dia dianggap belum berpengalaman.
Dengan berat hati, Page setuju dan investasi besar pun berdatangan ke Google. Sejatinya, Page punya sifat suka mengendalikan. Sejak zaman kuliah, teman-temannya mengatakan dia paranoid dan suka mengontrol, dia harus memastikan semuanya dikerjakan dengan tepat dan benar.
Page pun merasa sulit harus melepas posisi CEO karena ia merasa mampu memimpin Google dengan bantuan Brin. Tapi akhirnya Page sadar Google butuh CEO yang sudah berpengalaman dan berstatus kelas dunia, agar terus berkembang. Mereka pun mulai mencari kandidat. Akhirnya yang terpilih adalah Eric Schmidt, mantan CEO Novell.
Schmidt menjadi chairman Google di Maret 2001 dan menjabat CEO bulan Agustus. Rupanya keputusan itu sangat tepat. Schmidt berhasil memimpin Google menjadi perusahaan yang jauh lebih besar dan akhirnya melantai di bursa saham pada Agustus 2004. Jadilah Page dan Brin miliarder. Sampai sekarang, mereka berdua masuk jajaran orang terkaya dunia.
Tahun 2011, Schmidt sudah merasa cukup memimpin Google. Larry Page dipandang pantas mengomandoi perusahaannya lagi dan ia pun menjadi CEO kembali. Sedangkan Schmidt menjadi chairman Google.
Kemudian pada tahun 2015, Page dan Brin memutuskan membentuk perusahaan induk Google yang dinamakan sebagai Alphabet. Page menjadi CEO, Brin didapuk jadi Presiden dan Schmidt menjadi Executive Chairman. Sedangkan Google dipimpin CEO keturunan India, Sundar Pichai.
Tahun 2019, Page dan Brin memutuskan lengser dari Alphabet dan mendapuk Pichai sebagai CEO baru. Kedua pendiri Google itu sekarang jarang sekali tampil di hadapan publik, mungkin ingin leha-leha menikmati kemakmurannya. (tra)
Komentar