Jambi – Tak terasa, sudah sewindu lebih kasus dugaan korupsi jual beli saham IUP Batu Bara Sarolangun berjalan di Kejaksaan Agung (Kejagung). Kasus ini sekarang diproses lagi setelah digarap pada tahun 2008 lalu.
Perkembangan terbaru, pada Kamis 22 April 2021 kemarin, tim jaksa penyidik Kejaksaan Agung kembali memeriksa tiga saksi pada kasus IUP (Izin Usaha Pertambangan) Batu Bara di Sarolangun itu. Kerugian negara ditaksir Rp 91 miliar lewat badan usaha milik negara (BUMN) PT Aneka Tambang (Antam) pada kasus ini.
Baca juga : Nasib Truk Batu Bara di Jambi Dibahas
Untuk diketahui, kasus jual beli saham IU Batu Bara di Sarolangun berjalan cukup panjang. Memakan waktu 12 tahun lebih atau satu setengah windu, sejak berita acara penyelidikan Satgasus P3TPK Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Agung dikeluarkan pada 19 September 2008 silam.
Saat itu, tim yang menyelidiki kasus tersebut diketuai oleh Lila Nasution SH MHum.
Tim menyimpulkan bahwa telah ditemukan adanya dugaan penyalahgunaan kewenangan dalam pemberian izin Usaha Pertambangan (IUP) Bupati Sarolangun kepada PT Sarolangun Bara Prima, PT Tamarona Mas International dan PT Citra Toba Sukses Perkasa yang berhubungan dengan pengambilalihan IUP Batu Bara dengan cara membeli saham PT Citra Tobindo Sukses Perkasa oleh PT Indonesia Coal Resources (anak perusahaan PT ANTAM Tbk) yang merugikan keuangan negara sebesar Rp 91,5 miliar.
Baca juga : Gudang BBM Ilegal Digerebek Polda Jambi
Sehingga berdasarkan fakta perbuatan yang telah diuraikan di atas, Tindak Pidana Korupsi Penyimpangan Dalam Proses Pengalihan Izin Usaha Pertambangan (IUP) Batu Bara seluas 400 hektar di Kabupaten Sarolangun – Provinsi Jambi, dari PT Citra Tobindo Sukses Perkasa kepada PT Indonesia Coal Resources (anak perusahaan PT ANTAM Tbk), telah memenuhi primer pasal 2 ayat (1) subsider pasal 3 UU Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Baca selengkapnya dari sumber langsung Jambiseru.com Kasus IUP Batu Bara Sarolangun
Komentar