Thehok.id – Naiknya harga kedelai dan CPO di Indonesia merupakan salah satu dampak dari memanasnya serangan antara Rusia-Ukraina. Hal ini karena Rusia dan Ukraina merupakan salah satu penyumbang terigu terbesar dunia.
“Ukraina dan Rusia itu penyumbang 25 persen kebutuhan untuk terigu dunia. Karena terigunya naik tentu berdampak pada barang lain, termasuk kedelai dan juga termasuk CPO kita juga akan naik tinggi ” ujar Muhammad Lutfi, Menteri Perdagangan RI saat berkunjung ke pasar Angso Duo Jambi, Jumat (25/2/2022).
Baca juga : Pelaku Pembunuh IS di Merangin Akhirnya Ditangkap
Pada saat sidak yang dilakukannya menyusul kenaikan harga minyak goreng di Jambi, Lutfi mengatakan bahwa Indonesia masih bergantung kepada impor kedelai dari luar negeri.
“Tahun lalu kita mengimpor lebih dari 2,5 juta atau lebih dari 90 persen kedelai kita, karena hasil dari tahun lalu itu tidak lebih dari 10 persen atau 250 ribu ton,” ujarnya.
Luthfi juga berjanji, bahwa Kementerian Perdagangan dan Dirjen akan bekerja keras agar harga tahu tempe di pasaran bisa lebih stabil.
“Yang kita kerjakan bersama Dirjen itu memberikan harga acuan untuk tahu dan tempe, kita juga akan memediasi antara pengrajin dan pasar-pasar” tegasnya.
Baca juga : Geopark Kerinci Diusulkan Al Haris Jadi Geopark Nasional
Ia juga mengatakan akan mengupayakan, agar masyarakat tidak panik menyikapi kenaikan harga makanan yang menjadi salah satu favorit di Indonesia ini.
“Kalau masih tinggi lagi kita akan coba mitigasi dengan cara lain, dan ini sudah kita putuskan dalam seminggu, dua minggu kedepan. Mudah-mudahan bisa membantu pengrajin dan rakyat, terutama yang sangat membutuhkan,” tutupnya. (Red)
Sumber : jernih.id
Komentar