Thehok.id – Seorang pakar paleontologi, Prof. Ortiz menemukan fosil reptil dalam penggalian di Argentina pada tahun 2022.
Fosil ini dinamai dengan Naga Kematian, yang diduga berburu di langit Bumi sekitar 86 juta tahun yang lalu.
Ketika dibentangkan sepenuhnya, lebar sayapnya memiliki panjang sembilan meter dari satu ujung ke ujung lainnya.
Besarnya ukuran predator ini memberikan “gambaran yang menakutkan”, kata para ilmuwan di balik penemuan ini.
“Spesies ini hampir setinggi jerapah,” kata pemimpin proyek Leonardo Ortiz, dengan lebar sayap yang “menantang batas-batas pemahaman biologis kita”.
Jasad hewan ini terawetkan di bebatuan pegunungan Andes selama 86 juta tahun, yang berarti makhluk bersayap ini hidup bersama para dinosaurus.
Ia memilih nama spesies Thanatosdrakon amaru karena nama itu menggabungkan kata “kematian” dan “naga” dalam bahasa Yunani.
“Sepertinya itu nama yang pas,” kata Prof. Ortiz dalam sebuah wawancara. “Ini adalah naga kematian.”
Reptil itu diyakini merupakan salah satu predator pertama yang menggunakan sayap mereka untuk berburu terbang di langit Bumi zaman prasejarah sebelum burung berevolusi.
Kendati demikian, Prof. Ortiz mengatakan kepada BBC bahwa hewan pemburu ini kemungkinan besar menghabiskan banyak waktunya di darat.
Gaya hidup makhluk ini di zaman prasejarah belum banyak diketahui, kata Prof. Ortiz, namun fakta bahwa dua spesimen yang berbeda ukuran ditemukan bersama-sama adalah bukti bahwa predator ini hidup dalam kelompok.
Reptil mengerikan ini hidup sekitar 20 juta tahun sebelum asteroid menghantam bumi dalam peristiwa kepunahan katastrofik, yang memusnahkan tiga perempat kehidupan hewan dan tumbuhan, dan menandai akhir Periode Kapur (Cretaceous).
Pada 2017, fosil pterosaur yang jauh lebih tua lagi, berasal dari 170 tahun yang lalu di periode Jurassic, ditemukan di Pulau Skye, Skotlandia. Makhluk itu memiliki lebar sayap 2,5 meter. (red)
Sumber : suara.com
Komentar