Thehok.id – Polusi dan pencemaran udara menjadi masalah yang harus mendapatkan penanganan serius. Saat ini pemerintah tengah mengupayakan mengurangi polusi udara, salah satunya dengan mengganti bus angkutan umum dengna menggunakan bus listrik.
Bulan ini, PT Transportasi Jakarta (TransJakarta) sedang menguji coba tiga bus listrik selama tiga bulan. Adapun rutenya Kampung Melayu – Tanah Abang (5F). Tujuannya mengetahui ketahanan baterai dan memastikan sertifikasi kesesuaian terhadap kebutuhan TransJakarta.
Penggunaan bus listrik diharapkan mampu memperbaiki kualitas udara yang tercemar akibat asap kendaraan bermotor.
“Diharapkan bila banyak bus listrik, kualitas udara jadi membaik,” papar Handa Lesmana, Kasubdit Angkutan Orang Antar Kota Kementerian Perhubungan Handa Lesmana.
Baca juga : Berdasarkan Survey Indikator, Masyarakat Menilai Buruk Pemberantasan Korupsi di Indonesia
Polusi dan pencemaran udara menjadi ancaman serius bagi masyarakat, terutama di perkotaan, dengan kepadatan kendaraan bermotor yang tinggi. Di masa awal pandemi COVID-19, banyaknya kendaraan yang tidak beroperasi terbukti berpengaruh terhadap kualitas udara yang membaik.
Pemerintah mendorong kendaraan umum berbasis listrik demi mewujudkan komitmen emisi nol karbon paling lambat pada 2060. Presiden Joko Widodo sebelumnya mengatakan bahwa kendaraan-kendaraan kelak harus ramah lingkungan, yakni berbasis listrik.
Masih banyak tantangan yang harus dihadapi agar kendaraan listrik kian populer di Indonesia, diantaranya adalah memperbanyak stasiun pengisian daya.
“Kendala bus listrik masih di teknologi baterai sehingga masih riskan untuk pergerakan jauh,” lanjut Handa Lesmana.
Ia mengatakan bahwa pemerintah sudah membuat regulasi untuk mendukung penggunaan bus listrik agar bisa mengeksekusi kebijakan yang mendukung ke arah kendaraan ramah lingkungan. Regulasi yang telah ada kelak bisa disesuaikan dengan kemajuan teknologi mutakhir.
Baca juga : Kepolisian Swiss Berikan Informasi Baru Terkait Pencarian Eril Pada Hari ke-13
“Yang penting keamanan tetap terjaga meski ada perubahan regulasi, regulasi harus sejajar dengan safety,” tandasnya.
Pemerintah memasang target implementasi angkutan massal perkotaan berbasis listrik, diharapkan sebanyak 90 persen angkutan massal sudah berbasis listrik di 34 provinsi pada 2030.
Pemerintah juga memiliki program implementasi angkutan kawasan pariwisata berbasis listrik yang ditargetkan mulai terwujud pada 2025. Angkutan kawasan pariwisata berbasis listrik akan ada di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional seperti Danau Toba, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Tana Toraja, Candi Borobudur, Mandalika, Gunung Bromo, Wakatobi, Labuan Bajo, Morotai dan Likupang.
“Mulai 2025 di kawasan strategis pariwisata nasional sudah ada ancang-ancang,” lanjut Handa Lesmana.
Baca juga : Terbukti Bersalah, Kolonel Priyanto Divonis Hukuman Penjara Seumur Hidup
Sementara itu, target elektrifikasi angkutan Antar Kota Antara Provinsi masih terkendala dengan teknologi baterai. Mengingat teknologi baterai kendaraan masih terbatas, implementasi akan dimulai untuk jenis angkutan jarak pendek seperti antar kota di pulau Jawa.
Setelah teknologi baterai berkembang dan memungkinkan bus listrik bisa menempuh jarak yang lebih jauh, diharapkan angkutan Trans Jawa dan Trans Sumatera sudah seluruhnya beralih ke tenaga listrik pada 2045. (red)
Sumber : suara.com
Komentar